Beritatrend.com. -Jakarta sabtu, 27/07/24. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga saat ini belum memutuskan calon yang akan mereka usung dalam Pilkada Jakarta 2024. Meski demikian, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyatakan bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah salah satu calon yang sangat potensial. Namun, PDIP menghadapi kendala utama terkait jumlah kursi yang diperlukan untuk mencalonkan Ahok.
Djarot mengungkapkan, “Pak Ahok berdasarkan hasil pemetaan dan survei yang kami terima adalah salah satu calon yang cukup, ya, sangat potensial untuk bisa diajukan.” Namun, ia menambahkan bahwa PDIP saat ini masih menghadapi persoalan kekurangan kursi untuk memenuhi syarat pencalonan.
“Persoalannya adalah PDIP itu kan masih kurang kursinya. Kami tetap harus berkomunikasi dengan partai-partai lain untuk mendapatkan dukungan,” kata Djarot di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (27/7/2024).
Sementara itu, mengenai dukungan terhadap Anies Baswedan, Djarot menyatakan bahwa PDIP belum membuat keputusan resmi. “Kami masih dalam proses melihat dinamika suara akar rumput dan bagaimana pembangunan Jakarta lima tahun ke depan harus lebih baik daripada yang sekarang,” ujar Djarot.
Pernyataan Djarot sejalan dengan ungkapan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang sebelumnya menyebutkan bahwa dukungan kepada Anies Baswedan dapat mencapai 50 persen. Puan menekankan bahwa PDIP memiliki kedekatan dengan berbagai pihak, termasuk Anies, Sohibul Iman, PKS, Demokrat, PAN, Gerindra, dan Golkar. “PDIP selalu membuka komunikasi dengan siapapun,” kata Puan di Hotel Fairmont Jakarta pada Kamis (25/7).
Puan juga menambahkan bahwa komunikasi informal dengan Anies Baswedan sudah dilakukan dan proses menuju Pilkada Jakarta masih panjang. “Komunikasi informal pastinya sudah dilakukan. Waktu masih panjang hingga akhir Agustus nanti, jadi banyak waktu untuk melihat perkembangan dan dinamika politik yang ada,” ujar Puan.
Meski demikian, Puan menyebutkan bahwa kemungkinan dukungan untuk Anies Baswedan bisa lebih dari 50 persen, menandakan dinamika politik yang terus berkembang menjelang Pilkada Jakarta 2024.
Dengan berbagai pertimbangan dan kebutuhan untuk menjalin koalisi, masa depan pencalonan di Pilkada Jakarta masih penuh dengan ketidakpastian. PDIP harus berstrategi dengan cermat untuk memastikan dukungan yang cukup untuk calon yang mereka usung.