Beritatrend.com. – Palembang Sabtu, 19/10/24. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT SMS pada Oktober 2024, terungkap kondisi keuangan yang memprihatinkan, dengan kas perusahaan hanya tersisa Rp. 18 juta. Bisnis angkutan, termasuk pengelolaan kontainer batubara, dilaporkan terhenti total, dan banyak aset mengalami kerusakan.
Laporan menyebutkan bahwa Rp. 24 miliar yang disuntikkan sebagai penyertaan modal dan dividen pada tahun 2022 menghilang tanpa jejak. Sisa kas yang sangat minim ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai pengelolaan keuangan dan tanggung jawab Komisaris serta pemegang saham.
Selama periode 2022 dan 2023, PT SMS mencatatkan perputaran kas yang jauh di bawah tahun 2021, di mana Sarimuda sebagai Direktur Utama sebelumnya mampu mengelola Rp. 300 miliar dalam waktu 10 bulan. Ironisnya, dengan penyertaan modal yang signifikan, keuntungan bersih perusahaan hanya tercatat Rp. 3 miliar, jauh dari yang diharapkan.
Dugaan adanya rekayasa dalam laporan keuangan semakin menguat, apalagi ditambah dengan kedekatan mantan Direktur Utama, Sarimuda, dengan pejabat KPK, yang memicu spekulasi bahwa kasus ini mungkin hanya terfokus pada dirinya. Meskipun demikian, KPK dinyatakan tidak menemukan bukti kerugian yang ditimbulkan oleh Sarimuda, dan malah memerintahkan pengembalian dana sebesar Rp. 6,8 miliar kepadanya.
KPK kini diharapkan untuk menggali lebih dalam keterlibatan pemegang saham, termasuk mantan Gubernur Sumsel dan Komisaris R, dalam kerugian yang diduga mencapai Rp. 200 miliar. Pihak terkait perlu menjawab pertanyaan krusial ini agar transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan PT SMS dapat dipulihkan.
Situasi ini menggambarkan betapa pentingnya tata kelola perusahaan yang baik dan tanggung jawab semua pihak dalam menjaga keberlangsungan bisnis. Ke depan, langkah-langkah tegas perlu diambil untuk memastikan bahwa kasus seperti ini tidak terulang. (Rizal). *