Gempa Berkekuatan M 4,6 Guncang Aceh Jaya

Beritatrend.com. – Aceh kembali diguncang gempa dengan magnitudo (M) 4,6 yang terjadi di wilayah Calang, Kabupaten Aceh Jaya, Banda Aceh.

Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 11 Februari 2025 pukul 23:05 WIB dengan kedalaman 10 km.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun media sosial X (@infoBMKG) melaporkan bahwa titik pusat gempa berada pada koordinat 4.76 Lintang Utara dan 94.76 Bujur Timur.

Hingga saat ini, belum ada informasi resmi apakah gempa ini berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak.

Penyebab dan Karakteristik Gempa di Aceh

Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sering mengalami gempa bumi karena terletak di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire).

Wilayah ini memiliki aktivitas seismik yang tinggi akibat pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Gempa dangkal seperti yang terjadi di Calang sering kali disebabkan oleh aktivitas sesar aktif atau subduksi lempeng.

Gempa berkekuatan M 4,6 ini tergolong gempa ringan hingga sedang. Meskipun tidak sebesar gempa yang pernah mengguncang Aceh pada tahun 2004, tetap perlu diwaspadai potensi dampaknya terutama di daerah yang memiliki struktur bangunan kurang kokoh.

Dampak Gempa di Wilayah Aceh Jaya

Meskipun belum ada laporan mengenai kerusakan parah akibat gempa ini, beberapa warga di sekitar Calang, Meulaboh, dan Banda Aceh merasakan getaran dengan intensitas ringan hingga sedang.

Beberapa potensi dampak dari gempa berkekuatan M 4,6 meliputi:

  • Kerusakan bangunan ringan, terutama pada rumah-rumah yang memiliki struktur lemah.
  • Rasa panik di kalangan masyarakat, terutama mereka yang masih trauma dengan kejadian gempa besar di masa lalu.
  • Gangguan aktivitas sehari-hari, termasuk kelistrikan dan komunikasi jika terjadi gempa susulan yang lebih besar.

Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Gempa

Menghadapi ancaman gempa bumi, masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan dengan langkah-langkah berikut:

  1. Memastikan struktur bangunan rumah tahan gempa. Jika rumah berada di zona rawan gempa, pastikan sudah sesuai dengan standar konstruksi tahan gempa.
  2. Mengetahui jalur evakuasi. Setiap keluarga sebaiknya memiliki rencana evakuasi yang jelas dan memahami jalur aman jika terjadi gempa lebih besar.
  3. Menyimpan perbekalan darurat. Seperti senter, air minum, makanan kering, obat-obatan, dan dokumen penting dalam satu tas darurat.
  4. Tidak mudah panik. Saat terjadi gempa, lindungi kepala dan tubuh dengan berlindung di bawah meja atau mencari tempat yang aman.
  5. Mengikuti informasi resmi dari BMKG. Jangan mudah percaya pada hoaks atau informasi yang belum diverifikasi.

Upaya BMKG dalam Mitigasi dan Peringatan Dini

BMKG terus berupaya meningkatkan sistem mitigasi dan peringatan dini terhadap bencana gempa dan tsunami dengan beberapa langkah berikut:

  • Peningkatan akurasi pemantauan gempa. Dengan teknologi terkini, BMKG dapat lebih cepat mendeteksi lokasi dan kedalaman gempa.
  • Sosialisasi kepada masyarakat. BMKG rutin mengadakan pelatihan tentang kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat di daerah rawan gempa.
  • Pengembangan sistem peringatan dini tsunami. Jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami, BMKG akan segera memberikan peringatan kepada masyarakat melalui sirene, aplikasi, dan media sosial.

Gempa bumi M 4,6 yang mengguncang Aceh Jaya pada 11 Februari 2025 merupakan pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan bencana.

Meskipun tidak menimbulkan kerusakan signifikan, peristiwa ini menunjukkan bahwa Aceh masih berada dalam zona aktif gempa yang harus terus dipantau.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, mengikuti informasi resmi dari BMKG, serta memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal mereka aman dari dampak gempa.

Dengan pemahaman dan kesiapsiagaan yang baik, risiko akibat gempa bumi dapat diminimalisir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!