Beritatrend.com. -Jakarta Jum’at, 02/08/24. Orang yang enggan berbuat baik itu penyebabnya tidak cuma karena kikir, tetapi juga tamak dan rakus untuk sesuatu yang dia puja seperti harta kekayaan yang dia miliki tak hanya dalam bentuk material, tetapi juga ide, gagasan serta ilmu dan pengetahuan yang mencemburui untuk dimiliki juga oleh orang lain. Meski sebetulnya dia sendiri lebih dari cukup atau bahkan berlebih untuk banyak hal tersebut, tapi enggan berbagi. Pelit, bakhil tidak sedikitpun hendak dicuil. Pendek kata, semua semua ragam macam kelebihan yang dimiliki, seakan mau dia bawa mati.
Padahal, pengetahuan tentang seorang yang kaya raya — bahkan pintar dan jenius — karena tidak hendak dia sisakan bagi orang lain, toh menjadi sia-sia ketika dirinya mati. Bahkan banyak diantara peninggalan orang yang kaya raya dan juga jenius itu, semua yang dia tinggalkan setelah masuk liang kubur membuat keributan di dalam.keluarganys lantaran harta kekayaannya yang menjadi rebutan.
Begitu juga tentang ilmu serta pengetahuannya yang berlimpah, menjadi gunjingan negatif lantaran dia simpan rapat-rapat di ruang pustaka pribadinya yang tak pernah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Hingga ribuan keleksi perpustakaan pribadinya yang sudah mulai membusuk itu — karena orang yang merawatnya tidak dia memperdulikan, sehingga ribuan koleksi perpustakaannya itu seperti ikut juga membusuk menyusul jasadnya yang baru saja dikebumikan itu.
Karena itu sungguh mengherankan adanya orang yang berkecukupan — untuk tidak dikatakan berlebih miliki banyak hal seperti kebun di belakang rumah yang cukup banyak ditumbuhi pohon buah-buahan, toh tetangga sebelah rumahnya pun saat panen tiba belum pernah sekalipun dia kirimi sekedar untuk sekali makan saja, misalnya. Karena itu, seusai kematiannya, tetangga kiri maupun kanan dari tempat tinggalnya sangat terperangah, ketika musim tiba semua pohon yang berbuah itu sampai berguguran membusuk, tak satu pun diantara tetangganya itu yang memperdulikannya. Meskipun ketika dia mati dulu, mereka pula yang menjadi sibuk mengurus semua proses pemahaman mulai dari rumah sakit sampai ke liang kubur.S ungguh tragis ! (Jacob Ereste). *