Beritatrend.com. -Jakarta Minggu, 08/09/24. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan rencana ambisius Kementerian Pertanian untuk mencetak satu juta hektar sawah pada tahun 2025. Dalam upaya tersebut, kementerian akan melibatkan mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan program Merdeka Belajar. Para mahasiswa ini akan diberi gaji sebesar Rp 10 juta per bulan untuk mengoperasikan alat pertanian dan mencetak sawah, sebuah langkah yang diharapkan akan menarik minat dan membuat mereka betah bekerja di sektor pertanian.
“Upah Rp 10 juta per bulan diharapkan membuat mahasiswa betah dan enggan mencari pekerjaan lain,” ujar Amran Sulaiman dalam rapat dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen pada Jumat, 6 September 2024. Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas pertanian tetapi juga memberi mahasiswa pengalaman praktis yang berharga.
Untuk merealisasikan target tersebut, Kementerian Pertanian mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 65,9 triliun kepada DPR. Anggaran ini akan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, serta prasarana dan sarana pertanian. Dari total anggaran tersebut, Rp 26,9 triliun dialokasikan khusus untuk pencetakan sawah satu juta hektar.
Pemerintah juga merencanakan pencetakan sawah hingga 250 ribu hektar pada tahun 2025 dengan anggaran sebesar Rp 20 triliun. Program ini melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian, serta BUMN atau instansi yang ditunjuk. Rinciannya, Kementerian PUPR akan mengelola anggaran Rp 7,5 triliun untuk pencetakan sawah dan peningkatan jaringan irigasi tersier, sedangkan Kementerian Pertanian akan mengalokasikan Rp 7,5 triliun untuk pencetakan sawah, fasilitas penanaman, dan pascapanen.
Amran Sulaiman berharap dukungan dan persetujuan dari Komisi IV DPR RI untuk usulan anggaran ini guna mencapai target swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan. Meski anggaran yang diusulkan masih dianggap terbatas, langkah ini diharapkan dapat mendorong produksi pangan secara signifikan pada tahun 2025.