Beritatrend.com. -Jakarta Sabtu,20/07/24. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kembali menjadi sorotan setelah serangkaian kontroversi mengguncang kepengurusan pusatnya. Perseteruan ini mencakup tuduhan serius terhadap Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, yang dihadapkan pada desakan untuk mengundurkan diri.
Ketegangan mencapai puncaknya ketika Dewan Kehormatan PWI mengeluarkan keputusan resmi untuk memberhentikan Hendry Ch Bangun dari keanggotaan PWI. Keputusan ini dipicu oleh dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Hendry Ch Bangun, termasuk perombakan struktural PWI tanpa konsultasi yang memadai.
Pertikaian ini bukanlah tanpa latar belakang, mengingat PWI telah terlibat dalam skandal pengelolaan dana sponsor dari Forum Humas BUMN. Dana sebesar Rp 6 miliar yang dialokasikan untuk Uji Kompetensi Wartawan (UKW) disoroti karena sebagian dana diduga digunakan secara tidak sah, termasuk dalam bentuk cash back yang mencurigakan.
Menanggapi hal ini, pendukung Hendry Ch Bangun menekankan pentingnya mempertahankan kepemimpinannya hingga 2028, mengingat peran strategisnya dalam memulihkan kepercayaan publik dan memperbaiki manajemen dana PWI. Mereka menyatakan bahwa Hendry Ch Bangun, meskipun mengakui kesalahan administratif, tidak terlibat dalam praktik korupsi atau penyalahgunaan dana secara langsung.
Namun, pihak yang mendesak pengunduran diri Hendry Ch Bangun menyoroti bahwa integritas PWI sebagai lembaga yang mewakili wartawan Indonesia harus diutamakan. Mereka mempertanyakan legitimasi Hendry Ch Bangun untuk memimpin PWI mengingat catatan kontroversialnya dalam mengelola organisasi.
Situasi ini semakin rumit dengan upaya untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PWI guna menentukan masa depan kepemimpinan. Proses KLB memerlukan dukungan mayoritas dari 2/3 propinsi, yang menandakan tantangan besar bagi kedua belah pihak untuk mengamankan suara mayoritas.
Dengan berbagai perdebatan yang berkecamuk di internal PWI, masa depan organisasi ini dan kepercayaan publik terhadap profesi wartawan di Indonesia tergantung pada bagaimana persoalan ini diselesaikan. Masyarakat wartawan dan pengamat menanti keputusan akhir dari para pemangku kebijakan PWI, yang diharapkan dapat mengakhiri kisruh ini dengan cara yang adil dan bermartabat.
Dengan demikian, episode kontroversi di PWI menjadi sorotan utama dalam dunia jurnalistik Indonesia, mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh organisasi media dalam menjaga independensinya dan mengatasi tekanan dari berbagai pihak. (Ade Riza).*