Beritatrend.com. -Yogyakarta, 18 Juli 2024. Dalam sebuah peristiwa bersejarah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Muhammad Habib Chirzin, penerima gelar Doktor Honoris Causa, menghadirkan pidato yang menggugah tentang pentingnya mengarusutamakan keamanan manusia dalam konteks global saat ini.
Pidato ilmiah yang dilansir dari buku Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini menyoroti konsep Maqashid Al Syari’ah sebagai landasan utama dalam memandang perdamaian yang berkelanjutan dan perlunya menanggapi tantangan global dengan perspektif yang luas.
Habib Chirzin, yang juga dikenal sebagai penerima The Aga Khan Award for Architecture serta The Ambassador of Peace, menyoroti peran universitas dan lembaga pendidikan dalam mengembangkan pemahaman terhadap keamanan manusia. Dia menegaskan bahwa keamanan tidak hanya terkait dengan penghindaran konflik fisik, tetapi juga dengan keadilan sosial, perlindungan lingkungan hidup, dan kehidupan yang bermartabat bagi setiap individu.
Dialog Internasional untuk Keamanan Manusia
Diskusi mengenai keamanan manusia juga melibatkan kolaborasi dengan Universitas Chulalongkorn Bangkok dan tokoh-tokoh internasional seperti Dr. Surichai Wungaco dan Dr. Vitit Muntabhorn. Konferensi “Mainstreaming Human Security Asian Contribution” yang diselenggarakan pada 2007 di Chulalongkorn Universitas telah menjadi momentum penting dalam menyebarluaskan kerangka kerja keamanan manusia di Asia.
Kerjasama lintas Agama untuk Perdamaian Dunia
Habib Chirzin juga menyoroti pentingnya kerjasama lintas agama, sebagaimana yang tercermin dalam Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Ahmad Al-Tayyeb. Dokumen ini menegaskan nilai-nilai persaudaraan manusia untuk perdamaian global yang menjadi landasan bagi berbagai inisiatif rekonsiliasi dan dialog antarumat beragama di Indonesia.
Dalam menyimpulkan, Habib Chirzin menekankan bahwa tantangan global seperti pandemi Covid-19 dan krisis keuangan memerlukan respon kolektif yang melibatkan nilai-nilai etika global. Dia memanggil masyarakat internasional untuk menjaga keseimbangan ekologi, menciptakan tatanan dunia yang lebih adil, dan mengimplementasikan prinsip-prinsip maqashid al-syariah untuk keberlangsungan kehidupan manusia secara holistik.
Dengan demikian, pidato ilmiah ini tidak hanya menjadi momentum refleksi intelektual, tetapi juga panggilan untuk tindakan nyata dalam membangun perdamaian yang berkelanjutan di dunia yang semakin kompleks ini.
Artikel ini mencerminkan komitmen Habib Chirzin dalam membangun pemahaman dan tindakan kolaboratif untuk keamanan manusia, sebuah visi yang diharapkan dapat menginspirasi dan menggerakkan komunitas global menuju masa depan yang lebih damai dan berkeadilan. (Jacob Ereste).*