Proyek Galian Pipa di Pasar Cipulir: Kritik Tumpah dari PDIP DKI

Sebuah proyek galian pipa di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, telah memicu kemarahan keras dari Anggota DPRD DKI F-PDIP, Gilbert Simanjuntak.

Beritatrend.com. -Jakarta minggu, 02/06/24. Sebuah proyek galian pipa di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, telah memicu kemarahan keras dari Anggota DPRD DKI F-PDIP, Gilbert Simanjuntak. Dalam serangkaian kritiknya yang tajam, Simanjuntak menyoroti dampak serius yang ditimbulkan oleh proyek tersebut terhadap lalu lintas dan keseharian warga sekitar.

“Seharusnya dipikirkan bagaimana membangun jalan atau trotoar tanpa harus membongkar. Saya melihat tidak ada perubahan perilaku walau berulang kali disuarakan,” ujar Gilbert kepada wartawan, Sabtu (1/6).

Simanjuntak menekankan bahwa proyek tersebut tidak hanya menimbulkan kemacetan yang parah, tetapi juga mengesankan pencarian proyek semata. Ia meminta agar pembangunan dilakukan dengan lebih cepat, bahkan di malam hari, dan dengan pengalihan arus yang disusun bersama polantas.

Kritik dari Gilbert terjadi di tengah kemacetan panjang di Jalan Ciledug Raya, yang disebabkan oleh penyempitan jalan akibat proyek galian pipa dari Dinas Sumber Daya Air Jakarta. Pantauan beritatrend.com menunjukkan adanya tiga titik galian di sepanjang jalan, mengakibatkan kemacetan dari jembatan Kali Pasanggrahan hingga di depan ruko Bank DKI.

Warga setempat juga tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Seorang warga bernama Usman (52) mengungkapkan bahwa ia pernah terjebak dalam kemacetan selama satu jam akibat proyek ini. “Saya ngeliatnya semrawut ya, porsi (proyek galian) sama badan jalan itu nggak sesuai,” ujarnya.

Sementara itu, syaiful, warga lainnya, mengeluhkan bahwa proyek galian ini telah membuat kemacetan semakin parah. “Ada galian ini makin macet dan parah. Ini kan jalannya sempit, ada galian makin sempit,” ujarnya.

Proyek galian pipa ini telah berlangsung sejak akhir Mei lalu dan dijadwalkan akan berakhir hingga 30 November 2024. Kritik yang dilontarkan Gilbert Simanjuntak menyoroti sebuah isu yang telah lama menjadi polemik di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur: bagaimana menyelaraskan kepentingan pembangunan dengan kenyamanan dan kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *