Beritatrend.com. – Bekasi Rabu, 29/01/25. – Proses evakuasi pekerja bernama Rustadi (44), yang tewas terjepit beton setelah ambruknya tower milik PT Tower Bersama Group (TBG), masih belum menemukan titik terang.
Insiden yang terjadi di Jalan Mastaka, Desa Karang Satria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, kini memasuki hari ketiga, Rabu (29/1/2025).
Tragisnya, jasad Rustadi masih belum bisa dievakuasi karena terkendala cuaca ekstrem dan rumitnya medan.
“Proses evakuasi dihentikan sementara akibat hujan deras dan petir. Kondisi di lokasi sangat berisiko bagi tim penyelamat,” ungkap Humas Basarnas Jakarta, Ramli Prasetio.
Ramli menambahkan, tiga tim Basarnas telah diterjunkan untuk membantu proses evakuasi, termasuk Basarnas Special Group, Kantor SAR Jakarta, dan Unit Siaga SAR Bekasi.
Chipping Hammer Jadi Harapan
Upaya pembukaan akses ke lokasi korban dilakukan menggunakan metode chipping, yakni mengikis beton dengan alat khusus bernama chipping hammer.
Namun, ketebalan beton pondasi tower membuat proses ini memakan waktu.
“Saat ini kami fokus mengikis beton agar korban bisa segera dievakuasi,” jelas Ramli.
Lima Korban Luka, Saksi Ceritakan Kejadian
Selain Rustadi, lima pekerja lainnya mengalami luka-luka, yaitu Tarsum (43), Karmad Suhendri (40), Warsono (29), Belin Satupa (30), dan Dedi (27). Kombes Pol Ade Ary Syam Indardi dari Polda Metro Jaya memaparkan, insiden ini bermula saat para pekerja mencopot bekisting (penopang cor) tower di atas Musala Al-Aqsa pada Senin (27/1) pukul 10.00 WIB.
“Menurut keterangan saksi Warsono, bekisting dilepas, tetapi beton mendadak runtuh dan menimpa pekerja di bawahnya,” ujar Kombes Ade Ary.
Tanggung Jawab PT Tower Bersama Group Dipertanyakan
Keterlambatan evakuasi ini menimbulkan kritik tajam terhadap manajemen PT Tower Bersama Group sebagai pemilik proyek pembangunan tower.
Insiden ini mencoreng dunia pekerjaan infrastruktur telekomunikasi dan memunculkan pertanyaan soal standar keselamatan kerja.
“Ini tragedi manusiawi di sektor pembangunan objek vital nasional. Korban masih terjepit setelah tiga hari. Harus ada evaluasi serius terhadap keselamatan pekerja,” ujar seorang pengamat infrastruktur yang enggan disebutkan namanya.
Masyarakat sekitar berharap evakuasi dapat segera diselesaikan.
“Kami sangat sedih mendengar korban belum dievakuasi. Semoga pihak terkait segera menemukan solusi,” kata Fadli, warga setempat.