Pecah Kongsi dalam Pilgub Sumsel: Ketegangan Antara Gubernur dan Wakil Gubernur

Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), dinamika politik semakin memanas dengan munculnya isu "pecah kongsi" antara pasangan petahana Herman Deru dan Mawardi Yahya (HDMY).

Beritatrend.com. – Palembang Rabu, 16/10/24. Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), dinamika politik semakin memanas dengan munculnya isu “pecah kongsi” antara pasangan petahana Herman Deru dan Mawardi Yahya (HDMY). Pengamat politik Suparman Roman menekankan bahwa pengalaman dari Pilkada 2018 harus menjadi referensi bagi pemilih.

HDMY, dengan tagline “Sumsel Maju untuk Semua”, awalnya menjanjikan perubahan signifikan bagi masyarakat. Namun, banyak pihak mulai mempertanyakan realisasi janji tersebut selama lima tahun terakhir. Dalam pandangan masyarakat, visi tersebut terasa lebih sebagai slogan kosong daripada bukti nyata. “Lebih cenderung hanya slogan manis tanpa pembuktian,” ungkap Suparman.

Fakta kepemimpinan HDMY menuai kritik. Meskipun tidak bisa dikatakan tanpa prestasi, banyak warga yang merasakan adanya penumpukan kekuasaan dalam satu keluarga. Kekuatan politik HD terlihat dari penempatan orang-orang dekatnya di berbagai posisi strategis, menciptakan kesan bahwa visi “Sumsel Maju untuk Semua” bertransformasi menjadi “Sumsel Maju untuk Keluarga”.

Di sisi lain, posisi Mawardi Yahya sebagai wakil gubernur juga dipertanyakan. Sebagai bagian dari kepemimpinan HDMY, MY seharusnya turut bertanggung jawab atas kebijakan yang diambil. Namun, keengganan MY untuk berduet kembali dengan HD pada Pilgub 2024 menunjukkan adanya ketegangan dalam hubungan mereka. Isu internal ini semakin menguat ketika MY merasa bahwa perannya hanya terbatas pada tugas seremonial.

Ketidakpuasan MY terhadap pembagian kewenangan dan kebijakan di pemerintahan tampaknya menjadi faktor utama perpisahan ini. “Tidak mau lagi sekadar ‘menerima makanan sisa dan mencuci piring kotor’,” ungkap sumber dekat MY.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar bagi pemilih: Apakah kehadiran pasangan baru yang akan muncul dalam Pilgub 2024 dapat menawarkan solusi nyata bagi tantangan yang ada di Sumsel? Pecah kongsi antara HD dan MY bisa menjadi sinyal bahwa masyarakat butuh pemimpin yang lebih responsif dan inklusif, bukan sekadar melanjutkan dinasti politik yang telah ada.

Siklus Pilkada kali ini akan menjadi momen penting bagi masyarakat Sumsel untuk merenungkan kembali komitmen dan integritas pemimpin mereka. Dengan catatan sejarah yang menyedihkan dalam realisasi janji, pemilih diharapkan lebih cermat dalam menentukan pilihan untuk masa depan yang lebih baik. (Rizal). *

Exit mobile version