Beritatrend.com. – Jakarta Sabtu, 1 Maret 2025 – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia melakukan terobosan penting dengan menjalin kolaborasi strategis bersama United States Pharmacopeia (USP), organisasi yang berfokus pada standar kualitas obat internasional.
Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan mutu obat yang beredar di Indonesia serta memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) BPOM, khususnya di bidang pengawasan dan laboratorium.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah penting untuk memperkenalkan BPOM di kancah internasional.
Dalam siaran pers yang dikeluarkan pada hari Jumat (1/3), Taruna menyampaikan, “Presiden Prabowo memberi lima perintah penting kepada BPOM saat pelantikan Agustus lalu. Salah satunya adalah menjadikan BPOM sebagai institusi yang dikenal secara global.”
Selain itu, Taruna juga mengungkapkan empat perintah lainnya yang harus diimplementasikan oleh BPOM, antara lain memastikan produk makanan yang beredar di Indonesia aman, bergizi, dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat, serta meningkatkan koordinasi antar-lembaga untuk memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan.
Salah satu fokus besar dari perintah tersebut adalah mendukung kemandirian penyediaan obat di dalam negeri dan mempermudah akses obat yang terjangkau oleh masyarakat.
Dalam pertemuan dengan delegasi USP yang dipimpin oleh Alessandro Slama, Vice President of Region and Program Operations, sejumlah agenda strategis dibahas.
Termasuk di dalamnya adalah penandatanganan nota kesepahaman yang akan memperkuat kerja sama kedua pihak dalam mengadopsi standar internasional untuk obat dan meningkatkan kapasitas tenaga kerja BPOM.
Pada awal 2025 ini, BPOM berhasil menjadi Associate Member dari USP Convention, sebuah capaian penting yang semakin mendekatkan Indonesia dengan standar internasional dalam pengawasan obat.
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, BPOM dijadwalkan untuk hadir dalam USP Convention Meeting dan The Asia Pacific (APAC) Regional Chapter Meeting yang akan diselenggarakan di Rockville, Maryland, AS pada Mei 2025.
Pertemuan ini akan dihadiri oleh 40 hingga 50 regulator dari seluruh dunia, menjadi forum utama untuk berbagi pengetahuan dan memperdalam interaksi tentang pengawasan obat dan produk biologis.
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dukungan teknis kepada BPOM dalam mencapai status WHO Listed Authority (WLA), yang akan memperkuat kredibilitas Indonesia di bidang pengawasan obat global.
Selain itu, peningkatan kapasitas laboratorium dan kemampuan teknis SDM BPOM menjadi kunci untuk memastikan kualitas obat yang beredar di pasar Indonesia.
“Dengan adanya kolaborasi ini, BPOM dapat memperkuat fondasi pengawasan obat yang lebih terstruktur dan transparan, serta mendukung Indonesia dalam memenuhi kebutuhan obat yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat,” tambah Taruna.
Melalui penandatanganan nota kesepahaman yang akan segera dilakukan, kerja sama ini bukan hanya akan menguntungkan BPOM, tetapi juga membawa manfaat besar bagi rakyat Indonesia, terutama dalam memastikan kualitas obat dan produk makanan yang lebih aman serta mendukung kemandirian dalam penyediaan obat di tanah air.