BeritaTrend.com. – Jakarta Jum’at, 18 April 2025. –Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan strategi baru untuk menghadapi kebijakan dagang yang ketat dari Amerika Serikat.
Salah satu langkah utamanya adalah memindahkan sebagian besar impor energi—seperti minyak mentah, gas LPG, dan BBM—ke Amerika.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melaporkan rencana ini langsung kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta,
Kamis (17/4). Total nilai impornya fantastis: lebih dari 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 168,2 triliun!
“Ini bagian dari strategi untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kita. Kita geser sebagian impor dari negara-negara lain ke Amerika,” ujar Bahlil.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan tarif baru dari Presiden AS Donald Trump.
Amerika kini mengenakan tarif tinggi hingga 32 persen terhadap barang dari Indonesia, sebagai bagian dari upaya mereka mengurangi defisit perdagangan.
Meski terdengar besar, Bahlil menegaskan bahwa langkah ini tidak akan menambah beban Anggaran Negara.
“Kita tidak tambah kuota impor. Yang biasanya kita beli dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia, sekarang kita alihkan ke Amerika,” katanya.
Impor LPG dan Minyak Naik Tajam
Dalam laporannya, Bahlil menyebut bahwa impor LPG dari AS akan melonjak jadi 80-85 persen dari sebelumnya 54 persen.
Sementara impor minyak mentah (crude oil) yang awalnya cuma sekitar 4 persen, akan naik menjadi lebih dari 40 persen.
Untuk BBM, kenaikannya juga besar, namun masih menunggu pembahasan teknis lebih lanjut dengan Pertamina.
Masih dalam Proses Negosiasi
Saat ini, proses negosiasi sedang berlangsung di Amerika.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sedang berada di Washington untuk membahas tarif dan kerja sama perdagangan ini.
“Kita tunggu hasil negosiasinya. Kalau sudah selesai, baru kita mulai tindak lanjut pengiriman dan teknisnya,” jelas Bahlil.
Dengan strategi ini, Indonesia berharap bisa menjaga hubungan dagang yang seimbang dan tetap menguntungkan, meskipun situasi global sedang tidak pasti.