Temuan Populix: Pemilih Pilih Sosok Calon Kepala Daerah, Bukan Partai Pengusungnya

Beritatrend.com. – Jakarta Kamais, 14 November 2024 – Populix mengungkapkan bahwa calon pemilih cenderung lebih mementingkan profil pasangan calon kepala daerah ketimbang partai pengusungnya.

Temuan ini dipertegas dengan kriteria kepala daerah yang diprioritaskan oleh para calon
pemilih, seperti rekam jejak, visi-misi, serta kompetensi dalam memahami isu daerah.
Kesimpulan ini didapatkan dari survei bertajuk Partisipasi dan Opini Publik Menjelang
Pilkada 2024: Tingkat Partisipasi dan Preferensi Kandidat dengan 962 orang responden
yang didominasi Gen-Z dan Milenial.
Populix menemukan bahwa sebagian besar responden (46%) menyatakan bahwa pilihan
calon kepala daerah tidak dipengaruhi oleh partai pengusung. Bahkan 33% responden
mengaku bahwa pilihan calon kepala daerah lah yang akan memengaruhi pilihan partai
mereka di masa mendatang.

Manajer Riset Sosial Populix, Nazmi Haddyat Tamara mengatakan, “Temuan ini cukup
menarik, karena umumnya calon kepala daerah maju diusung oleh partai politik besar.
Temuan ini bisa jadi proyeksi lanskap politik Indonesia di masa mendatang, yang mungkin
lebih menguntungkan calon kepala daerah jalur independen maupun calon yang diusung
oleh partai kecil. Terlebih dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
60/PUU-XXII/2024 Agustus lalu yang mengubah ambang batas pencalonan kepala dan wakil
kepala daerah.”
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XII/2024 membatalkan Pasal 40 ayat (3) UU
Pilkada dan menyatakan Pasal 40 ayat (1) UU Pilkada inkonstitusional bersyarat. Melalui
putusan ini, partai politik yang tidak mendapatkan kursi di DPRD bisa mencalonkan
pasangan calon kepala dan wakil kepala daerah. Sehingga partai kecil, maupun gabungan
partai kecil, kini bisa mengusung calon mereka selama hasil perolehan suara sah partai
politik di daerah bersangkutan mencapai 6,5 hingga 10 persen.
“Hasil temuan di atas menunjukkan krusialnya sosok calon kepala daerah, sebagai faktor
penentu kemenangan di Pilkada Serentak 2024. Pertanyaan selanjutnya, lantas sosok seperti
apa yang dicari publik?” lanjut Nazmi.
Kriteria Pemimpin Daerah Idaman Publik
Selanjutnya Populix menganalisa prioritas kriteria pemimpin daerah yang diidamkan publik.
Para responden diberikan beberapa pilihan kriteria, lalu kriteria tersebut dianalisa
menggunakan Thurstone Case V Model.
Thurstone Analysis dihitung menggunakan nilai Z-score, yakni suatu ukuran yang
menentukan seberapa besar jarak suatu nilai terhadap rata-rata dalam satuan standar
deviasinya. Output-nya akan menghasilkan nilai 0-1, di mana semakin mendekati 1 artinya
dipersepsikan semakin tinggi.

Dari analisa tersebut, ditemukan bahwa kriteria utama yang harus dimiliki oleh pemimpin
daerah adalah rekam jejak kinerja yang baik (0,880), disusul visi-misi dan program kerja
yang jelas (0,848). Selanjutnya adalah kriteria kompetensi memahami isu daerah (0,649)
dan karakter personal (0,613).
Pendidikan terakhir, penampilan fisik, juga hubungan kekerabatan dengan pejabat yang
disukai tidak terlalu memengaruhi pilihan. Pemilih masih berharap dapat melihat apa yang
ditawarkan melalui visi-misi serta histori atau rekam jejak kinerja calon pemimpin daerah.
Tingkat Antusiasme Calon Pemilih
Tidak hanya kriteria calon pemimpin daerah, Populix juga meneliti bagaimana antusiasme
publik untuk berpartisipasi pada Pilkada Serentak 2024. Pasalnya, berbeda dari Pilkada
Serentak sebelumnya, Pilkada Serentak 2024 dilakukan di hampir seluruh provinsi (37 provinsi
kecuali DIY), kota (93 kota kecuali Jakarta Pusat, Timur, Selatan, Barat, Utara), dan kabupaten
(415 kabupaten kecuali Kepulauan Seribu) di Indonesia serentak pada 27 November 2024.

Dari hasil penelitian Populix, 91% responden mengaku akan berpartisipasi dalam pemilihan
walikota/bupati, dan 92% akan menggunakan hak suaranya pada pemilihan gubernur.
Sekitar 6% responden mengaku masih belum pasti memilih, sedangkan hanya 2% yang
mengaku akan golput.
“Pemilih muda tampaknya cukup antusias berpartisipasi pada Pilkada kali ini. Harapannya,
tingkat partisipasi pada Pilkada Serentak nanti tidak kurang atau bahkan bisa melebihi
proyeksi ini. Meski dapat saja antusiasme ini dipengaruhi oleh gegap gempira Pemilu lalu
dna survei dilakukan tak jauh dari momentum itu,” akhir Nazmi.
Pengumpulan data survei ini dilakukan pada 23-26 Mei 2024, dengan melibatkan 962
responden secara online dari seluruh wilayah Indonesia. Kriteria responden terdiri dari
laki-laki dan perempuan, dengan beragam latar belakang pendidikan, mulai dari SMP
hingga S2.
Untuk mengunduh laporan “Partisipasi dan Opini Publik Menjelang Pilkada 2024: Tingkat
Partisipasi dan Preferensi Kandidat”, silakan mengunjungi tautan berikut ini.

Tentang Populix
Populix adalah perusahaan riset yang menghubungkan bisnis, institusi, dan individu dengan responden berkualitas,
beragam, dan tepat sasaran di seluruh Indonesia. Mulai dari penelitian pasar, penelitian sosial, survei singkat, hingga
media engagement dan brand activation, Populix memanfaatkan teknologi untuk menyederhanakan proses
pengumpulan data yang komprehensif dan memberikan insight mendalam. Lebih dari sekadar analisis, Populix
membantu klien dan mitra menyampaikan pesan yang kuat dan tepat sasaran kepada audiens relevan,
mendukung penyusunan rencana strategis dan pengambilan keputusan yang lebih terinformasi. Untuk
berlangganan informasi terkait studi-studi terbaru dari Populix, silakan mengunjungi info.populix.co. (Aderiza). *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights