Beritatrend.com. – Jakarta Sabtu, 25/01/25. – Hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali mencuri perhatian.
Di tengah wacana pertemuan keduanya yang masih menggantung, Prabowo memberikan kejutan manis kepada Megawati saat ulang tahunnya yang ke-78, dengan mengirimkan karangan bunga dan anggrek.
Langkah ini tak hanya menjadi simbol penghormatan, tetapi juga membuka interpretasi tentang bagaimana hubungan kedua tokoh besar ini berkembang di luar panggung politik.
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyebut anggrek itu lebih dari sekadar hadiah biasa.
“Bunga anggrek itu simbol persahabatan keduanya yang melampaui urusan politik.Ini menunjukkan bahwa hubungan personal antara Prabowo dan Megawati baik-baik saja, meskipun mereka harus saling berhadapan dalam tiga kali Pilpres,” kata Adi melalui pesan WhatsApp.
Namun, di balik kehangatan simbolik ini, ada tanda tanya besar yang terus bergulir.
Mengapa pertemuan antara Prabowo dan Megawati belum juga terjadi? Adi menilai alasan ini lebih kompleks daripada sekadar hubungan politik di masa lalu.
“Kini, Jokowi sudah bukan presiden, jadi penghalang itu seharusnya tidak ada lagi. Tapi, apa yang membuat keduanya belum bertemu? Itu masih jadi misteri,” ujarnya.
Tukar Hadiah, Bukti Kedekatan Pribadi
Hubungan Megawati dan Prabowo ternyata tidak asing dengan pertukaran hadiah.
Megawati pernah memberikan minyak urut kepada Prabowo, sementara Prabowo dikenal beberapa kali memberikan vitamin kepada Megawati.
Hal ini menunjukkan bahwa, di balik rivalitas politik, ada hubungan personal yang tetap terjalin hangat.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, bahkan menyampaikan rasa terima kasih kepada Prabowo atas kiriman anggrek tersebut.
“Ini menunjukkan penghormatan yang besar dari Presiden Prabowo kepada Ibu Ketua Umum,” ujar Hasto.
Politik di Balik Anggrek
Meski tampak sederhana, pemberian anggrek ini menyiratkan pesan politik yang menarik.
Adi Prayitno berpendapat bahwa saat ini Prabowo berada dalam posisi politik yang stabil, sehingga pertemuan dengan Megawati tidak lagi menjadi kebutuhan mendesak bagi pemerintahannya.
“Secara politik, Prabowo bertemu atau tidak dengan Megawati tak terlalu memengaruhi stabilitas politik. Tapi, mungkin justru PDIP yang perlu lebih aktif mengupayakan pertemuan tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Adi juga menilai dukungan PDIP kepada Prabowo sudah terlihat, meski partai tersebut tidak secara resmi masuk dalam pemerintahan.
“Luarnya tampak Hasto, tapi isi hatinya dominan Puan,” tambahnya sambil tersenyum.
Masa Lalu yang Kini Tinggal Kenangan
Dalam konteks ini, Adi juga menyoroti bahwa hubungan antara Prabowo dan Megawati tidak lagi perlu dikaitkan dengan pengaruh Jokowi.
“Jokowi itu sudah masa lalu. Jangan selalu dikaitkan dengan pertemuan Prabowo-Megawati. Saat ini, mereka bisa menentukan hubungan mereka sendiri tanpa bayang-bayang siapapun,” pungkasnya.
Pemberian anggrek dari Prabowo kepada Megawati menjadi bukti bahwa di tengah kerasnya persaingan politik, masih ada ruang untuk persahabatan dan penghormatan.
Lalu, apakah anggrek ini akan menjadi pembuka jalan bagi pertemuan kedua tokoh? Waktu yang akan menjawab.