Beritatrend.com. – Jakarta Selasas, 25 Februari 2025 – Skandal korupsi minyak mentah yang mengguncang PT Pertamina dan beberapa anak perusahaannya terus bergulir.
Kejaksaan Agung (Kejagung) semakin intensif mengusut kasus ini, yang diduga merugikan negara triliunan rupiah.
Hari ini, tim penyidik melakukan penggeledahan di kediaman saudagar minyak terkenal, Mohammad Riza Chalid.
Direktur Penyidikan Jampidsus, Abdul Qohar, memberikan bocoran terkait aksi penggeledahan yang berlangsung di beberapa lokasi strategis di Jakarta Selatan.
“Yang pasti, salah satu tempat yang kita geledah adalah rumah Muhammad Riza Chalid,” ujarnya dalam konferensi pers di kantor Kejagung.
Dua Lokasi Digeledah, Bukti Penting Disita
Juru Bicara Kejagung, Harli Siregar, mengonfirmasi bahwa penggeledahan dilakukan di dua lokasi utama: sebuah properti di Jalan Jenderal Sudirman dan sebuah rumah mewah di Jalan Jenggala, Kebayoran Baru.
Dari penggeledahan tersebut, berbagai barang bukti penting berhasil diamankan. “Dokumen-dokumen, laptop, dan handphone telah kami sita untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” jelas Harli.
Tujuh Tersangka, Skenario Jahat Terungkap
Dalam kasus ini, tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka, terdiri dari empat petinggi anak perusahaan PT Pertamina dan tiga pihak swasta. Mereka adalah:
- RS – Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga.
- SDS – Direktur Feedstock and Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional.
- YF – Direktur Utama PT Pertamina Internasional Shipping.
- AP – VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional.
- MKAR – Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa.
- DW – Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan PT Jenggala Maritim.
- GRJ – Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur PT Orbit Terminal Merak.
Para tersangka diduga kuat bermufakat untuk mengatur tata kelola minyak mentah secara ilegal demi meraup keuntungan pribadi.
Mereka sengaja merekayasa produksi minyak dalam negeri agar terlihat tidak ekonomis, sehingga Indonesia terpaksa melakukan impor minyak mentah dengan harga yang jauh lebih mahal.
Konspirasi Busuk di Balik Impor Minyak
Skandal ini bermula dari manipulasi yang terjadi dalam rapat organisasi hilir (ROH) pada periode 2018-2023. RS, SDS, dan AP diduga menyusun skenario untuk menurunkan produksi kilang domestik, yang berujung pada ketergantungan impor minyak mentah.
Modus mereka semakin terang benderang ketika diketahui bahwa minyak mentah dalam negeri yang sebenarnya memenuhi standar, justru diekspor dengan dalih tidak sesuai spesifikasi.
Keuntungan ilegal dari transaksi ini pun mengalir ke kantong para tersangka.
Dengan harga impor yang jauh lebih tinggi, pemerintah harus menambah subsidi BBM dari APBN. Artinya, rakyat kembali menjadi korban dari kejahatan korupsi ini.
Lebih parah lagi, penyidik menemukan adanya indikasi markup kontrak dalam pengiriman minyak impor yang dilakukan oleh YF, menyebabkan negara harus membayar tambahan biaya sebesar 13-15 persen dari nilai kontrak asli.
Tersangka MKAR disebut-sebut mendapat keuntungan besar dari permainan ini.
Akankah Dalang Utama Ditangkap?
Kasus ini semakin panas dan menyita perhatian publik. Dengan digeledahnya rumah Mohammad Riza Chalid, muncul pertanyaan besar: apakah dia hanya saksi atau akan menjadi tersangka selanjutnya?
Kita tunggu babak selanjutnya dari drama besar ini. Apakah keadilan akan benar-benar ditegakkan?
Atau, akankah kasus ini berakhir seperti banyak skandal lainnya—menghilang ditelan waktu? Hanya waktu yang bisa menjawab.