Beritatrend.com. -Jakarta Sabtu,06/07/24. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengeluarkan pernyataan tegas terkait permasalahan keuangan yang mengguncang PT Indofarma Tbk. Perusahaan farmasi ini baru-baru ini mencatatkan kerugian besar, yang mencapai Rp 605 miliar pada tahun 2023, meningkat 41% dari tahun sebelumnya.
Erick Thohir, dalam konferensi pers di Jakarta, menegaskan komitmennya untuk membersihkan Indofarma dari segala praktik korupsi dan fraud. “Kalau kasus fraud ya fraud, kalau korupsi ya kita tangkap,” tegas Erick saat diwawancarai di Sarinah, Jakarta, Jumat lalu.
Selain masalah keuangan yang krusial, Indofarma juga dilaporkan terjerat dalam utang kepada vendor dan pinjaman online (pinjol), yang semakin memperburuk situasi perusahaan ini. Erick menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan Agung untuk mengawasi perkembangan kasus ini.
Meskipun demikian, Erick menegaskan pentingnya upaya penyelamatan Indofarma. “Kita harus melakukan penyelamatan, termasuk penyelesaian utang kepada vendor dan upaya-upaya lainnya,” tambahnya.
Kementerian BUMN, kata Erick, telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi masalah ini dan belajar dari pengalaman penanganan kasus serupa di BUMN lainnya. Upaya pembersihan dan pemulihan Indofarma menjadi fokus utama dalam agenda reformasi BUMN yang sedang digalakkan pemerintah.
Erick juga menekankan bahwa masalah ini tidak hanya tentang tindak pidana individual, tetapi juga tentang pengelolaan yang baik dan transparan di perusahaan pelat merah. “Kita harus melakukan ‘bersih-bersih’ dan memastikan bahwa korupsi tidak memiliki tempat di Indofarma,” pungkasnya.
Perkembangan selanjutnya dari kasus Indofarma dan upaya-upaya reformasi di sektor BUMN akan terus dipantau oleh pihak berwenang, dengan harapan mengembalikan kestabilan dan integritas perusahaan tersebut dalam waktu dekat.