Beritatrend.com. – Jakarta Rabu, 19/02/25. -Banyak yang membuat kita malas membaca.
Salah satunya karena bahan bacaan begitu banyak. Kita kebanjiran informasi.
Semua berteriak minta dibaca atau ditonton. Waktu kita terbatas. Sehingga diperlukan solusi kemampuan membaca sangat cepat.
Langka generasi muda kita membaca di kendaraan umum atau di perpustakaan.
Ketidakmampuan pemerintah dan dunia pendidikan mengajarkan teknik membaca cepat, benar, efektif dan efisien mengakibatkan minat baca kita rendah, dan semua generasi mulai meninggalkan buku cetak dan beralih ke media sosial yang bisa memberikan info secara grafis seperti Tiktok atau IG.
Yang pada akhirnya menimbulkan dampak kemalasan yang luar biasa.
Pelajaran bahasa Indonesia gagal menjadi fondasi bagi kemampuan membaca dan menulis, mengakibatkan minat baca dan budaya literasi, serta skor PISA kita terendah di dunia.
Apa bahayanya?
1. Kecanduan gadget yang sulit dikendalikan lagi.
2. Minat baca dan budaya literasi kita akan terus terpuruk.
3. Kita dengan mudah dikalahkan negara berliterasi tinggi, dan tersingkir oleh internet dan robot.
4. Bangsa kita menjadi bangsa bermutu rendah. Sekarang terbukti, kita negara paling tidak kreatif dan produktif di Asia Tenggara. Kita bahkan menjadi negara yang segalanya impor. Bahkan garam dan air pun kita impor.
5. Sebentar lagi kemampuan daya pikir kita akan lumpuh, karena hidup generasi muda kita akan dimanjakan sejenis Chatgpt dan AI.
Karena anak2 kita masuk literasi digital tapi tidak memiliki fundamental ilmu membaca, menulis, dan bicara
Kunci mengatasi ini dengan cepat, hanya SSRA (Super Speed Reading Alfateta).
SSRA strategi meningkatkan minat dan kecepatan membaca sampai 1000%. Jika hanya 100% selamanya bangsa kita menjadi negara paling malas baca di dunia.
Jika 1000%, anak2 kita mampu bukan saja meningkatkan minat, kecepatan serta pemahaman terhadap bacaan terbaik di Asean, tapi mampu bersaing dengan raksasa literasi Jepang, China, India, Pakistan, Eropa.
Mengapa? Karena SSRA bukan sekadar baca cepat, benar, efektif, dan efisien, tapi membuat siswa mampu mengingat, memahami, dan mempresentasikan buku yang dibaca.
Peningkatan minat dan kecepatan membaca sampai 1000% hanya dapat dicapai jika ada komitmen sekolah untuk memberi kami akses membimbing, monitor, melaporkan dan mengevaluasi.
Tanpa upaya yang luar biasa, ya selamanya minat baca dan budaya literasi kita akan terpuruk.
Kita khawatir, IQ kita yang katanya 78, termasuk terendah di dunia akan terus turun.đŸ¤£ Apakah kita sengaja dibodohkan?
Allahualam, tapi masyarakat kita berpikir begitu.
Info tentang SSRA https://www.alfateta.id/ssra
Jika minat baca dan budaya literasi dibiarkan terpuruk, bangsa ini akan makin terpuruk.