Beritatrend.com. – Jakarta Selasa, 12/11/24. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan komitmen pemerintah untuk mendeteksi 1 juta kasus tuberkulosis (TBC) pada tahun 2025. Langkah ini merupakan upaya serius untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030, di tengah kenyataan bahwa Indonesia saat ini menjadi negara dengan kasus TBC tertinggi kedua di dunia.
“Dari target 1.060.000 kasus, saya ingin setidaknya 1 juta kasus dapat didiagnosis secara akurat,” kata Budi dalam konferensi pers *High Level Meeting TBC Innovation* di Bali pada Senin (11/11).
Swab Tenggorokan untuk Tes PCR TBC
Salah satu inovasi yang sedang diuji coba adalah penggunaan tes PCR (Polymerase Chain Reaction), teknologi yang sebelumnya populer saat pandemi COVID-19. Bedanya, swab yang digunakan bukan di hidung, melainkan di tenggorokan.
“Swab akan diambil dari tenggorokan dan dites dengan metode PCR. Ini langkah inovatif yang sedang kami coba di Jawa Barat,” ungkap Budi.
Metode ini diyakini mampu meningkatkan kecepatan dan akurasi deteksi TBC, menggantikan metode lama seperti pemeriksaan mikroskopis dahak yang memakan waktu lebih lama.
USG dan Kecerdasan Buatan untuk Deteksi TBC
Lebih unik lagi, teknologi USG (ultrasonografi) yang biasa digunakan untuk memantau kehamilan kini sedang diuji coba untuk mendeteksi pneumonia dan TBC. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), alat ini dapat mengidentifikasi pola-pola penyakit pada paru-paru.
“USG sudah banyak digunakan di Indonesia. Dengan tambahan AI, alat ini bisa membantu dokter mendiagnosis TBC atau pneumonia lebih cepat,” tambahnya.
Inovasi yang Menyelamatkan Nyawa
Pendekatan ini menjadi langkah revolusioner dalam dunia kesehatan, mengingat teknologi seperti PCR dan AI membuka peluang besar untuk mendeteksi penyakit secara lebih efektif. Upaya ini juga menjadi angin segar bagi penanganan TBC di Indonesia, yang selama ini menghadapi tantangan besar dalam hal deteksi dini dan pengobatan.
Dengan fokus pada surveilans yang lebih modern dan melibatkan teknologi mutakhir, Menkes optimis Indonesia dapat mempercepat eliminasi TBC. “Jika kita tidak berinovasi, kita tidak akan mencapai target 2030. Semua pihak harus bekerja sama,” tegasnya.
Dengan tes PCR dan USG berbasis AI, akankah Indonesia akhirnya berhasil membebaskan diri dari beban TBC? Hanya waktu dan konsistensi yang bisa menjawabnya. Satu hal yang pasti, masa depan deteksi TBC di Indonesia kini mulai menggeliat dengan inovasi.