Beritatrend.com -Jakarta Jum’at, 02/08/24. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, yang mencatat kemajuan signifikan dalam pemahaman dan partisipasi masyarakat Indonesia terhadap produk dan layanan keuangan.
Untuk pertama kalinya, survei ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh OJK dan BPS. Hasil survei menunjukkan indeks literasi keuangan nasional mencapai 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan berada di angka 75,02 persen. Indeks literasi dan inklusi keuangan syariah mencatat angka yang lebih rendah, dengan masing-masing sebesar 39,11 persen dan 12,88 persen.
Pelaksanaan survei dimulai dari 9 Januari hingga 5 Februari 2024 di 34 provinsi yang mencakup 120 kabupaten/kota. Sebanyak 10.800 responden, berusia 15 hingga 79 tahun, berpartisipasi dalam survei ini. Metode sampling yang digunakan adalah stratified multistage cluster sampling, dengan perhatian khusus terhadap keterwakilan daerah perkotaan dan perdesaan serta tingkat pendidikan kepala rumah tangga.
Hasil survei menunjukkan perbedaan signifikan berdasarkan gender dan wilayah. Indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yakni masing-masing 66,75 persen dan 64,14 persen. Demikian pula, indeks inklusi keuangan perempuan mencapai 76,08 persen, lebih tinggi dibandingkan 73,97 persen untuk laki-laki.
Dari segi wilayah, penduduk di perkotaan menunjukkan indeks literasi dan inklusi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan perdesaan, dengan angka masing-masing 69,71 persen dan 78,41 persen untuk literasi, serta 59,25 persen dan 70,13 persen untuk inklusi keuangan.
Tingkat literasi dan inklusi keuangan juga bervariasi berdasarkan kelompok umur dan pendidikan. Kelompok usia 26-35 tahun memiliki indeks literasi dan inklusi keuangan tertinggi. Sementara itu, penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi menunjukkan literasi dan inklusi keuangan yang jauh lebih baik dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah.
Berdasarkan jenis pekerjaan, pegawai/profesional dan pengusaha/wiraswasta memiliki indeks literasi dan inklusi keuangan tertinggi. Sebaliknya, mereka yang tidak bekerja atau pelajar/mahasiswa menunjukkan angka yang lebih rendah dalam kedua aspek tersebut.
OJK akan menggunakan hasil survei ini untuk merumuskan kebijakan dan strategi yang lebih baik guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia, terutama di kalangan kelompok dengan tingkat literasi dan inklusi yang lebih rendah. Fokus utama akan diberikan pada peningkatan pemahaman dan partisipasi dalam produk keuangan, baik konvensional maupun syariah.
“SNLIK 2024 memberikan gambaran penting mengenai tantangan dan peluang dalam literasi keuangan di Indonesia. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman dan akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK. (Ade Riza). *