Program Makan Bergizi Gratis Tetap Berjalan Selama Ramadan dengan Pola Baru

Beritatrend.com. – Jakarta Jum’at, 24/01/25. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Badan Gizi Nasional (BGN) dipastikan tetap berjalan selama bulan Ramadan, meski dengan pola dan sajian berbeda.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa sajian akan disesuaikan dengan kebutuhan berbuka puasa.

“Jenis makanannya akan berubah, bukan berupa masakan segar, tetapi makanan bergizi yang cocok untuk berbuka, seperti susu, kurma, dan buah-buahan,” ujar Dadan pada Kamis (23/1/2025) di Jakarta.

Disesuaikan dengan Tempat Pendidikan

Dadan menjelaskan bahwa mekanisme distribusi makanan juga bergantung pada jenis satuan pendidikan.

Contohnya, di pesantren, makanan disajikan langsung saat berbuka. Sedangkan untuk anak-anak di sekolah, makanan diberikan sebelum mereka pulang ke rumah.

“Penyajian disesuaikan dengan lokasi. Pesantren lebih fleksibel karena bisa langsung berbuka di tempat, sementara sekolah menyesuaikan jam pulang siswa,” tambah Dadan, yang juga dosen Institut Pertanian Bogor (IPB).

Kerja Sama dengan BPOM untuk Keamanan Pangan

Program MBG menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan kebersihan dan keamanan makanan.

Hal ini penting mengingat masifnya cakupan program yang berlangsung setiap hari sepanjang tahun.

“BPOM memiliki pengalaman dalam memitigasi kejadian luar biasa, seperti keracunan pangan. Dua aspek utama yang kami perhatikan adalah higienitas dan keamanan pangan,” jelas Dadan.

Target 82,9 Juta Penerima

Program MBG menargetkan 82,9 juta penerima manfaat melalui 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Hingga kini, sudah ada 244 SPPG yang beroperasi di 33 provinsi, meningkat dari 190 unit saat peluncuran awal.

“Alhamdulillah, sebagian besar berjalan lancar, meski kami masih membutuhkan dukungan berbagai pihak, termasuk BPOM, untuk evaluasi dan pengawasan,” kata Dadan.

Dampak Ekonomi Positif

Selain menyehatkan generasi muda, program ini diharapkan memberikan dampak besar pada perekonomian lokal.

Dengan alokasi anggaran Rp8-10 miliar per SPPG per tahun, sekitar 85 persen digunakan untuk membeli bahan baku dari sektor pertanian lokal.

“Efek ekonominya besar, terutama bagi daerah. Bahkan, program ini turut memberdayakan para ibu rumah tangga yang sebelumnya menganggur melalui pengelolaan SPPG,” jelas Dadan.

Dua Masa Penting Pertumbuhan

Dadan menekankan bahwa program ini adalah bentuk intervensi untuk mendukung pertumbuhan optimal anak-anak, terutama pada dua periode penting: 1.000 hari pertama kehidupan dan usia 8-17 tahun.

Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, pelaku lokal, dan BPOM, program Makan Bergizi Gratis diharapkan tidak hanya menciptakan generasi sehat, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi daerah.

“Kami ingin program ini membawa dampak nyata, baik dari sisi kesehatan maupun kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!