Sistem Pembayaran Buruk, Progres Tertahan
Seorang mandor yang enggan disebutkan namanya mengaku membawa 10 pekerjanya keluar dari proyek karena gaji mereka tak kunjung dibayar setelah dua minggu bekerja.
“Kami sudah menyelesaikan volume pekerjaan sesuai opname, tapi pembayaran tidak jelas. Akhirnya, kami berhenti,” ujar sang mandor.
Masalah pendanaan ini memperburuk progres proyek. Selain itu, minimnya jumlah pekerja di lapangan dan tidak adanya pengelolaan kerja dua shift semakin memperlambat penyelesaian.
Desakan Pemeriksaan oleh BPK dan KPK
Melihat ketidaksesuaian ini, PWDPI mendesak agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan.
Ada dugaan pengaturan tender yang melibatkan pihak-pihak dekat rektorat.
“Harus ada evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan anggaran di Universitas Lampung.
BPK dan KPK perlu memeriksa Pokja lelang, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan pihak rektorat terkait indikasi ketidakwajaran ini,” tegas salah satu wartawan investigasi PWDP
Masjid Al-Wasii, yang menjadi simbol pengembangan pendidikan karakter di Universitas Lampung, kini terancam terbengkalai.
Masyarakat berharap agar proyek ini segera mendapat perhatian serius dari pihak terkait, baik dalam penyelesaian fisik maupun penyelidikan dugaan penyimpangan anggaran.
Proyek ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal integritas pengelolaan anggaran pendidikan di negeri ini.
Akankah Masjid Al-Wasii akhirnya berdiri megah, atau justru menjadi monumen kegagalan pengelolaan proyek negara? Kita tunggu langkah nyata pemerintah dan penegak hukum.