Sengkarut Komunikasi di Istana: Antara Pemaafan Koruptor dan Sensitivitas Publik

Harapan di Tengah Disfungsi

Di tengah kebisingan ini, suara-suara kritis seperti dari Pukat UGM dan Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo menjadi secercah harapan.

Mereka menyerukan pentingnya konsistensi hukum dan moralitas dalam penanganan korupsi.

Komunikasi adalah Segalanya

Komunikasi yang buruk lebih berbahaya daripada kebijakan kontroversial itu sendiri. “Hati-hati berkomunikasi, karena komunikasi membentuk persepsi,” ujar seorang analis.

Masa depan pemberantasan korupsi kini berada di persimpangan.

Akankah pemerintah memperbaiki komunikasi dan membuktikan komitmennya terhadap keadilan, atau tenggelam dalam labirin kontroversi yang kian memuncak? Publik menunggu jawabannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!