Beritatrend.com -Jakarta Selasa, 14/05/24. Kasus pembunuhan pria yang ditemukan terbungkus sarung di Palulang, Tangerang Selatan, mulai menemukan titik terang. Dua tersangka, FA (23) dan N (28), yang awalnya berusaha menipu polisi dengan skenario palsu, akhirnya terbongkar. Fakta ini terungkap setelah polisi menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan aktivitas mencurigakan di sekitar lokasi kejadian.
Kunci Pembongkaran: Rekaman CCTV
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Titus Yudho Uly, mengungkapkan bahwa rekaman CCTV dari depan warung kelontong milik korban menjadi kunci dalam mengungkap skenario palsu tersangka. Rekaman tersebut menunjukkan FA sedang mengangkut sebuah karung besar, yang ternyata berisi jasad korban.
“Dari CCTV, terlihat jelas bahwa tidak ada mobil yang datang seperti yang diklaim oleh FA,” ujar Titus saat jumpa pers di Polda Metro Jaya pada Selasa (14/5/2024).
Skenario Palsu Tersangka
FA sempat menyebut bahwa korban, AH, pergi ke Bali untuk urusan utang-piutang, namun rekaman CCTV membuktikan bahwa tidak ada mobil yang menjemput AH seperti yang dikatakan FA. “Hanya terlihat FA yang sedang mengangkat karung itu. Mobil yang dibilang datang pada jam sekian itu tidak ada dalam rekaman,” jelas Titus.
Alibi dan Kesepakatan Tersangka
Titus menjelaskan bahwa alibi dan skenario palsu ini telah disepakati oleh kedua tersangka, FA dan N. Setelah membuang jasad korban yang dibungkus sarung di sebuah kebun daerah perumahan, mereka berencana untuk mengelabui polisi dengan cerita palsu.
“FA dan N sudah sepakat untuk tidak memberitahukan siapa pun. FA diminta untuk mengatakan bahwa korban pergi ke Bali,” tambah Titus.
Pelaku Sempat Beraktivitas Seperti Biasa
Menariknya, setelah melakukan aksi keji tersebut, FA tetap beraktivitas seperti biasa dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. FA yang sehari-hari bekerja di warung kelontong milik korban bahkan berusaha bersikap tenang dan tidak melarikan diri.
Motif Pembunuhan
Motif di balik pembunuhan ini ternyata karena sakit hati. FA, yang masih keponakan korban, merasa marah setelah dimarahi oleh AH. “Pelaku ini sakit hati karena sering dimarahi oleh korban. FA bekerja di warung kelontong milik AH,” pungkas Titus.
Dengan bukti-bukti yang ada, polisi berhasil mengungkap kebohongan dan skenario palsu yang disusun kedua tersangka. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya rekaman CCTV dalam membantu penegakan hukum dan mengungkap kejahatan.