KEIND Gelar Outlook Ekonomi 2025: Wamen Viva Yoga Dorong Investasi di Kawasan Transmigrasi

Beritatrend.com. – Jakarta Minggu, 23/02/25. – Dalam upaya mempercepat pembangunan di luar Pulau Jawa, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengajak para pelaku usaha untuk menanamkan investasi di kawasan transmigrasi.

Dalam forum bertema Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2025: Tantangan dan Peluang, Viva Yoga menegaskan bahwa kawasan transmigrasi memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat ekonomi baru.

Ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah menerima investasi dari investor asal Swiss yang berencana mengembangkan perkebunan kakao seluas 10.000 hektare serta membangun pabrik yang akan menyerap banyak tenaga kerja.

“Model kerja sama seperti ini masih terbuka lebar di kawasan transmigrasi,” ujarnya.

Warisan Bung Hatta dan Peran Transmigrasi

Viva Yoga mengaitkan program transmigrasi dengan gagasan Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta, yang sejak tahun 1946 telah menekankan pentingnya industrialisasi di luar Pulau Jawa.

“Bung Hatta sudah menegaskan perlunya pembangunan besar-besaran di luar Jawa, dengan tenaga kerja yang berasal dari program transmigrasi,” kata Viva Yoga.

Ia juga menanggapi pertanyaan terkait relevansi program transmigrasi saat ini. Menurutnya, program ini masih sangat dibutuhkan, terbukti dengan tingginya minat masyarakat..

Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, transmigrasi juga berperan strategis dalam menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dari klaim negara lain.

“Dengan adanya penduduk di wilayah-wilayah perbatasan, kita semakin kuat dalam menjaga keutuhan NKRI,” tambahnya.

Transmigrasi Bukan Pemindahan Kemiskinan

Viva Yoga menepis anggapan bahwa transmigrasi identik dengan pemindahan kemiskinan.

Ia mengutip pernyataan Presiden Sukarno pada tahun 1964 yang menegaskan bahwa transmigrasi adalah strategi pemerataan penduduk demi kelangsungan bangsa.

“Transmigrasi bukan sekadar memindahkan orang, tetapi menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru,” tegasnya.

Fakta di lapangan mendukung pernyataan tersebut. Sejak program ini berjalan, kawasan transmigrasi telah berkembang menjadi 1.567 desa, 466 kecamatan, 116 kabupaten/kota, bahkan melahirkan tiga provinsi baru, yakni Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Papua Selatan.

Wilayah-wilayah ini kini menjadi pusat ekonomi yang berkontribusi terhadap pembangunan nasional.

Mendukung Swasembada Pangan dan Food Estate

Ia mengungkapkan data dari BPS yang menunjukkan bahwa kawasan transmigrasi telah menjadi lumbung pangan nasional di luar Pulau Jawa.

“Tinggal menyinergikan dengan program food estate, maka target swasembada pangan bisa lebih cepat tercapai,” katanya optimistis.

Dengan terbukanya berbagai peluang investasi dan dorongan pemerintah, kawasan transmigrasi diharapkan menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pelaku usaha kini memiliki kesempatan emas untuk ikut serta dalam pembangunan daerah yang selama ini belum tergarap secara maksimal.

Ke depannya, transmigrasi bukan hanya tentang perpindahan penduduk, tetapi juga tentang menciptakan masa depan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.

Exit mobile version