BeritaTrend.com. – Tangerang Minggu, 06/04/25. – Dalam menghadapi maraknya tawuran remaja yang mengguncang kawasan Ciledug, Polsek Ciledug hadir dengan gebrakan baru yang mengedepankan pencegahan dari hulu.
Program inovatif bertajuk TAT (Tim Anti Tauran) ini resmi diumumkan oleh Kapolsek Ciledug, Kompol R.A. Dalby, S.Pd., M.H., pada Sabtu (5/4/2025), dalam konferensi pers yang berlangsung hangat dan penuh semangat di Mapolsek Ciledug.
Berbeda dari pendekatan konvensional yang mengandalkan penindakan, program TAT justru merangkul warga untuk menjadi garda terdepan pencegahan.
Setiap kelurahan akan memiliki tim khusus beranggotakan lima orang warga yang dilatih untuk mengenali potensi tawuran sejak dini.
Mereka bukan aparat, tapi jantung komunitas – tokoh muda, relawan, dan warga yang peduli.
Dan ya, mereka akan dibekali rompi khusus: bukan hanya sebagai tanda, tapi simbol keberanian dan kepedulian.
Dari Makassar ke Ciledug: Gagasan yang Lahir dari Jalanan
Kompol Dalby bukan sosok yang bicara tanpa dasar.
Ia dibesarkan di kerasnya lingkungan Makassar, tempat bentrokan jalanan bukan cerita baru.
“Saya tumbuh besar di lingkungan yang akrab dengan konflik. Dan saya tahu betul, pencegahan itu harus dimulai sebelum api menyala,” ujarnya penuh keyakinan.
Jejak karier Dalby pun memperkuat narasi itu.
Dari Manggarai hingga Kebayoran Baru, ia menyaksikan betapa konflik antar pemuda bisa menjadi rutinitas menakutkan.
Tahun 1996 dan 1997, katanya, tawuran bahkan bisa berlangsung berhari-hari.
Kini, pengalaman itu dibawanya ke Ciledug, bukan untuk mengulang, tapi untuk mencegah sejarah yang sama.
Rompi, Mediasi, dan Harapan Baru
Tim Anti Tauran bukan pasukan represif. Mereka adalah mediator, penjaga harmoni, dan penghubung suara warga dengan aparat.
“Rompi ini bukan senjata. Tapi ini adalah tanda, bahwa warga hadir dan peduli,” tegas Dalby.
Program ini juga melibatkan pelatihan komunikasi, deteksi konflik, dan strategi pendekatan humanis.
Tak hanya menekan, tapi juga merangkul. Dalam peluncurannya nanti di pertengahan April, salah satu kelurahan rawan di Ciledug akan menjadi titik awal perubahan.
Dari Kampung, Untuk Kampung
Lebih dari sekadar strategi keamanan, TAT adalah ajakan untuk kembali membangun rasa memiliki.
“Jangan serahkan semuanya pada polisi. Ini kampung kita. Mari kita jaga bersama,” seru Kapolsek menutup konferensi.
Jika berhasil, program ini akan jadi model nasional: bagaimana keamanan bisa dimulai dari empati, keterlibatan, dan keberanian warga biasa.
Dari lorong kampung ke ruang dialog, Ciledug sedang menulis bab baru dalam sejarah pencegahan konflik remaja.
Dan mungkin, untuk pertama kalinya, “tawuran” bisa dikalahkan bukan dengan pentungan—tapi dengan rompi dan niat baik.