Indonesia Catat 860 Ribu Kasus TBC

Jawa Barat Pimpin Daftar Provinsi dengan Kasus Terbanyak

Beritatrend.com. – Jakarta Selasa, 21/01/25. Kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia terus menunjukkan peningkatan.

Hingga Januari 2025, Kementerian Kesehatan RI mencatat adanya 860.100 kasus TBC di seluruh Indonesia.

Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan 821.200 kasus.

Meski begitu, temuan kasus ini masih berada di bawah estimasi 1.092.000 kasus yang ditargetkan pemerintah.

Direktur Penyakit Menular Kemenkes, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, menyebut bahwa hingga 10 Januari 2025, sudah 79 persen dari target temuan kasus tercapai.

Dari angka tersebut, 89 persen atau sekitar 751.574 pasien sudah mendapatkan pengobatan. Namun, ia menegaskan bahwa pencapaian ini belum optimal.

“Kita harus bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target. Harapannya, seluruh pasien, baik yang sensitif obat maupun resisten obat, bisa mendapatkan pengobatan,” ujar dr. Ina dalam temu media, Selasa (21/1/2025).

Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah: Pusat Kasus TBC

Dari data temuan tahun 2024, Jawa Barat mencatatkan jumlah kasus tertinggi di Indonesia dengan 234.710 kasus.

Disusul oleh Jawa Timur dengan 116.752 kasus dan Jawa Tengah dengan 107.685 kasus.

Di sisi lain, hanya dua provinsi yang mampu mencapai target 90 persen temuan estimasi kasus, yakni Banten dengan 50.391 kasus dan Jawa Barat.

“Dua provinsi ini patut diapresiasi karena berhasil mendekati atau memenuhi target.

Namun, provinsi lain harus meningkatkan upayanya agar kita bisa mengendalikan penyebaran TBC secara nasional,” jelas dr. Ina.

Indonesia Jadi Negara Kedua dengan Kasus TBC Tertinggi di Dunia

Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia, berada di bawah India yang mencatatkan 2,8 juta kasus dengan 315 ribu kematian.

Sementara itu, China berada di posisi ketiga dengan 741 ribu kasus dan 25 ribu kematian.

Di Indonesia sendiri, angka kematian akibat TBC pada tahun 2023 mencapai 125 ribu kasus.

Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan TBC di seluruh wilayah.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan cakupan pengobatan, terutama bagi pasien dengan TBC resisten obat yang membutuhkan penanganan lebih intensif.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengenali gejala dan memutus rantai penularan juga menjadi prioritas utama.

Dengan kolaborasi yang lebih baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan target estimasi kasus TBC bisa tercapai di tahun-tahun mendatang, sehingga Indonesia bisa keluar dari daftar negara dengan beban TBC tertinggi.

error: Content is protected !!
Exit mobile version