Beritatrend.com. – Jakarta Jum’at, 01/11/24. Di tengah ketidakpastian ekonomi yang melanda Indonesia, suara seorang pengusaha muda, Bento, mengemuka dengan pesan yang menggugah. Dalam sebuah konferensi yang dihadiri oleh berbagai pemimpin masyarakat dan pelaku bisnis, Bento mengekspresikan keprihatinan mendalam terhadap sistem liberalisme yang dinilai telah menggerogoti cita-cita kemerdekaan bangsa.
Bento, yang dikenal sukses di bidangnya, menegaskan bahwa konstitusi Indonesia, terutama Pasal 33 UUD 1945, harus menjadi landasan dalam pengelolaan ekonomi yang berpihak pada rakyat. “Kesejahteraan rakyat tidak bisa dicapai tanpa stabilitas sosial, politik, dan ekonomi,” ujarnya.
Namun, Bento tidak segan untuk menyebutkan kegagalan pemerintah dalam menjalankan amanat konstitusi tersebut. Ia mengkritik kurangnya etika dan moral dalam sistem yang ada, yang menurutnya telah menyebabkan maraknya praktik korupsi dan penyelewengan. “Krisis spiritual ini menjadi akar masalah yang memperparah kondisi ekonomi kita,” tambahnya.
“Tanpa kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual tidak akan berarti,” tegas Bento, menekankan pentingnya integritas dan moralitas dalam menjalankan amanah publik. Ia percaya bahwa hanya dengan menanamkan nilai-nilai spiritual, Indonesia bisa menghindari kehampaan dalam politik dan ekonomi yang berdampak negatif pada masyarakat luas.
Sebagai contoh nyata, Bento mengangkat kasus bangkrutnya PT. Sritex. Ia berharap diskusi seputar masalah ini bisa memicu pemahaman lebih dalam tentang tantangan ekonomi yang dihadapi, sembari mengedepankan pentingnya nilai spiritual sebagai solusi.
Lebih dari sekadar keluhan, seruan Bento adalah ajakan untuk kembali kepada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam konstitusi dan spiritualitas. “Ini adalah perjuangan kita bersama. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi harus berani mengambil langkah nyata untuk perubahan,” tutupnya.
Dengan harapan dan semangat baru, Bento berkomitmen untuk berkontribusi dalam memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia. Pesannya jelas: perubahan tidak hanya dimulai dari atas, tetapi juga dari kesadaran kolektif masyarakat untuk kembali kepada prinsip-prinsip yang benar.