banner 120x600
banner 120x600

Pertemuan Tiga Tokoh Berbicara Dalam Kesenyapan

Ketika tiga orang tokoh dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang yang beragam warna yang berbeda begitu akrab dan asyik berbincang tentang banyak hal untuk bangsa dan negara ini pada 15 Juli 2024

banner 120x600

Beritatrend.com. -Jakarta minggu, 21/07/24. Ketika tiga orang tokoh dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang yang beragam warna yang berbeda begitu akrab dan asyik berbincang tentang banyak hal untuk bangsa dan negara ini pada 15 Juli 2024, seakan memberi pertanda adanya sesuatu yang perlu mendapat perhatian yang ekstra.

Setidaknya sekaliber Kardinal Ignatius Suharyo, selaku pemimpin tertinggi umat Katolik di Indonesia bercengkrama khusus dengan Dr. (HC) KH. Habib Chirzin, seorang tokoh penting dari Muhammadiyah yang juga membina sejumlah pesantren, setidaknya untuk Pesantren Pabelan, Muntilan, Jawa Tengah dan Darunnajah di Jakarta Selatan bersama Sri Eko Sriyanto Galgendu yang lebih dikenal sebgai Pemimpin Spiritual Nusantara, pasti ada sesuati hal yang sangat penting dan urgen untuk dibahas bersama.

Lalu apa pokok pembahasan yang terkesan sangat serius itu, sehingga pembicaraan khusus di Katedral Jakarta pada 15 Juli 2024 itu nyaris tidak ada pemberitaan di media massa ?

Menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu yang mendapat julukan spesial dari Paku Buwono XII dengan sebutan Sapta Eka Wijaya ini, memang tidak lebih baik untuk dipublis, jadi cukup menjadi pengetahuan orang yang terbatas saja. Sebab mungkin suatu ketika kelak nanti ada waktunya yang tepat untuk menjadi konsumsi banyak orang.

Pembicaraan ketika tokoh penting ini, bisa jadi tidak berbeda dengan apa yang pernah dibicarakan antara Ignatius Kardinal Suharo bersama Imam Besar Mesjid Agung Istiqlal Jakarta, Prof. Nazarudin Umar serta Sri Eko Sriyanto Galgendu yang begitu asyik seusai acara halal bihalal halal di Katedral yang berlanjut di dalam Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral pada awal tahun 2024 silam.

Yang pasti, jalinan keakraban yang mesra antara tokoh penting di negeri ini — yang berlatar belakang berbeda, menyiratkan adanya kerukunan yang menyejukkan. Bahwa gesekan yang acap dinarasikan sebagai perseteruan oleh berbagai pihak itu, semakin nyata tidak benar adanya. Artinya, cermin kemesraan antara tokoh ini dapat menjadi cermin bagi warga masyarakat secara umum, bahwa ketegangan yang selalu dinarasikan itu jelas untuk membelah kerukunan warga bangsa Indonesia yang majemuk, plural yang percaya pada kebhinekaan dalam kebersamaan.

Ignatius Kardinal Suharyo pasti telah menempuh jalan yang panjang hingga mendapat kepercayaan menjadi Kardinal dari Vatikan melalui Condistotium pada 5 Oktober 2019, saat berusia 69 tahun sebagai kardinal yang ketiga di Indonesia. Dan Ignatius Kardinal Suharyo merupakan 10 diantara kardinal yang memiliki hak untuk memilih Paus dalam konklaf berikutnya.

Begitulah sosok Monsinyur Ignatius Suharyo yang sangat terkesan sungguh ugahari, seperti KH. Habib Chirzin yang justru nama dan kiprahnya justru berkibar-kibar di manca negara. Setidaknya, menurut penuturan Sri Eko Sriyanto Galgendu, pada bulan Juli 2024 ini saja beliau telah menerima kunjungan tokoh sekaliber Imam Besar Masjid dari Aljazair. Sebelum itu, Habib Chirzin mengadakan diskusi panel kaliber internasional dengan menampilkan pembicara tokoh penting dari berbagai negara Islam di dunia justru bertempat di Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan.

Atas dasar relasi yang luas ini pula, Sri Eko Sriyanto sebagai Ketua Umum GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) yang rintis bersama Paku Buwono XII, Gus Dur, dan Banthe Pannavaro Mahathera serta Habib Chirzin) akan mengadakan kunjungan ke berbagai negara yang mengusung gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual untuk menjawab tantangan jaman. Disamping itu pun GMRI sedang mempersiapkan pertemuan persaudaraan antar bangsa di Indonesia dalam waktu dekat

Agaknya pertemuan tiga tokoh dalam kesenyapan itu memberi isyarat adanya pekerjaan besar yang akan segera dilakukan, mungkin sebelum kehadiran Paus dari Vatikan ke Indonesia yang terkesan menaruh perhatian besar terhadap bangsa dan negara Indonesia. Dialog tiga tokoh dalam sepi dan kesenyapan ini tidak ada rilis maupun konferensi pers. Penulis sendiri yang semula diharap ikut hadir — tapi terhalang dalam dari kunjungan ke di Cianjur — mungkin juga akan terhalangi oleh of the record untuk semua pembicaraan. Meski momen langka dari pertemuan tiga sosok penting ini sungguh memiliki nilai berita dan pekabaran yang langka. (Jacob Ereste).*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights